Edukasi Wakaf di Rami, Perpustakaan Terbesar Ketiga di Dunia Bersama IKPM Gontor Cabang Turkiye

edukasi-wakaf-di-rami-perpustakaan-terbesar-ketiga-di-dunia-bersama-ikpm-gontor-cabang-turkiye

Presiden Turkiye, Recep Tayyip Erdogan pada hari Jum’at, 13 Januari 2023 meresmikan pembukaan perpustakaan Rami. Komplek perpustakaan umum yang berlokasi di Istabul ini adalah yang terbesar di Turkiye. Bahkan, Osman Zorlu selaku koordinator umum perpustakaan menyatakan bahwa Rami adalah perpustakaan terbesar ketiga di dunia. Menempati bangunan yang dibangun pada tahun 1757-1774 M dan pernah berfungsi sebagai barak militer. Terletak di daerah Eyub, bagian dari benua Eropa di kota pusat perekonomian, sejarah dan kebudayaan, Istanbul. Bangunan yang terdaftar sebagai properti budaya sejak tahun 1972 telah diumumkan Presiden untuk dijadikan perpustakaan publik pada pertengahan tahun 2018. Setelah memakan waktu sekitar 4 tahun, basecamp tentara berusia 250 tahun lebih itu, kini menjelma menjadi tempat masyarakat dapat mengakses lebih dari 7 juta pustaka.

 Antusias warga baik dari Istanbul, wisatawan lokal bahkan asing sangat tinggi untuk mendatangi perpustakaan yang dijadwalkan buka 24 jam dalam seminggu. Terbukti dalam satu minggu saja penggunjungnya telah mencapai 165.000 orang lebih. Perpustakaan dirancang untuk area belajar dan membaca mulai dari anak-anak hingga dewasa, individu dan kelompok,  juga ramah bagi masyarakat berkebutuhan khusus. Tersedia pula kebun terbuka yang asri dan luas, teater, ruang bermain anak, toko buku, masjid dan kafe yang menjajakan beragam menu minuman dan kudapan. Sejumlah mahasiswa Indonesia strata satu hingga tiga datang dari beberapa provinsi seperti Karabuk dan Bursa bahkan Agri yang berjarak dari Istanbul sekitar 17 jam perjalanan.

Mereka tergabung dalam Ikatan Keluarga Pondok Modern (IKPM) Gontor cabang Turkiye yang semuanya berstatus pelajar di beberapa universitas. Setelah mengunjungi pelbagai fasilitas yang disediakan perpustakaan mulai dari ruang 114 koleksi khusus Ataturk hingga museum Rami yang memajangkan peninggalan Humayun berupa bongkahan artefak batuan dan logam bersejarah, grup IKPM ini membuka diskusi mengenai perwakafan baik di Indonesia dan juga Turkiye. Kedai kopi di area tengah perpustakaan yang terbuka menjadi pilihan untuk melanjutkan bahasan seputar wakaf karena terbatasnya tempat untuk berbicara ditengah heningnya para pembaca di dalam ruangan.

Adalah Direktur ICAST yang membuka perbincangan terkait edukasi wakaf kepada hadirin alumni Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) sembari disuguhkan beberapa kue dan kopi khas Turkiye. Lulusan master dari universitas Istanbul, Fakhri merespon hangat diskusi kali ini. Tesisnya yang baru saja diujikan bulan lalu dan dinyatakan lulus memang meneliti tentang wakaf, khususnya di era Kesultanan Ottoman. Dia bercerita bagaimana pengujinya mempertanyakan akad qard al-hasan dapat disinergikan dengan wakaf, secara akad tersebut tidak diperbolehkan mengambil kelebihan saat pengembalian kepada nazhir wakaf. Diskusi pun menghangat dengan beragam tanggapan dari sejumlah anggota IKPM Gontor yang mayoritas memiliki pengetahuan cukup tentang wakaf. 

Cuaca dingin dan matahari yang telah kembali ke peraduannya tidak menghentikan diskusi. Benderang siang saat mereka datang, beranjak temaram senja menuju malam. Pembahasan terus bergulir. Namun kami harus keluar kedai kopi menuju masjid di ujung bangunan perpustakaan untuk shalat berjama’ah. Selesai dzikir dan berdo’a, pelbagai soalan seputar wakaf sahut menyahut diantara para penuntut ilmu yang saling merespon. Mulai dari berdiri, duduk, sampai berjalan pun diskusi terus bersambut. Komunitas keilmuan seperti ini nampaknya harus terus dihidupkan, dimana ilmu menjadi hidangan pemikiran sarat gizi. Sebagaimana barak tentara yang telah dipersiapkan Dinasti Ottoman untuk menang perang, sudah semestinya generasi ini perlu mengisi amunisi melalui komunitas belajar yang mampu menghadirkan peradaban berbasis ilmu.

ReporterShaheeda Karabuk 

Leave a Reply