
ICAST UNIDA Gontor dengan visi dan misinya yang jelas dan terukur terus menyelenggarakan sejumlah program unggulannya. Sebagai pusat studi wakaf internasional, kegiatan yang diadakan di luar negeri adalah sebuah keniscayaan. Melalui divisi edukasi dan literasi wakaf, program Gerakan Indonesia Sadar Wakaf (GISWAF) mulai menapaki Turkiye. Sakarya sebagai salah satu kota besar menjadi provinsi pertama dimulainya kegiatan edukasi ini. GISWAF diselenggarakan selama 2 hari pada 21-22 Januari 2023 yang bertempat di Madrasah wakaf, Murabit Egitim Vakfi. Bertindak sebagai penyampai materi yaitu Direktur ICAST secara langsung disela-sela kunjungan silaturahimnya ke beberapa institusi pendidikan wakaf.
Tema yang diberikan pada hari pertama adalah seputar Islamisasi ilmu pengetahuan khususnya di bidang perwakafan. Gerakan edukasi ini diawali dengan pengantar sejarah peradaban ilmu dalam Islam. Rasulullah SAW menginisiasi pembelajaran ilmu yang bersumber dari wahyu Allah SWT di pelataran masjid Nabawi, kota Madinah. Serambi masjid itu didatangi dan bertempat tinggal para muhajirin dari kota Mekkah yang turut berhijrah bersama Nabi terakhir. Mereka dikenal dengan al-ashabu al-shuffah yang tamak akan ilmu. Keilmuan adalah makanan sehari-hari komunitas tersebut yang kemudian banyak menghasilkan ilmu-ilmu seperti tafsir, hadits, fiqh, kalam dan filsafat Islam.
Beranjak ke hari kedua, GISWAF diisi dengan topik fiqih wakaf. Narasumber memulai dengan sebuah pertanyaan tentang perbedaan antara zakat, infaq, sedekah dan wakaf kepada para hadirin. Namun hanya sebagian kecil saja yang mampu merespon dan belum menjawab seutuhnya. Mayoritas masih belum yakin dan paham makna sebenar dari masing-masing akad di atas. Terutama konsep wakaf yang nampak cukup bercampur arti dengan konsep yang lainnya. Selanjutnya, materi edukasi dipaparkan dengan perlahan terkait jawaban dari masing-masing instrumen penting dalam bermuamalah tersebut khususnya di ranah fiqih berserta dalil-dalilnya dari dua sumber utama Islam yaitu al-Qur’an dan al-hadits.

GISWAF perdana di luar negara ini dapat dikatakan berhasil dilaksanakan dengan penuh kemanfaatan dan keberkahan. Hal ini dapat diukur dengan testimoni para peserta program yang berasal dari Indonesia bahkan negara Malaysia dan Thailan. Mereka yang berjumlah hampir 40 orang menyatakan bahwa pemahaman dan keyakinannya bertambah khususnya pengetahuan tentang wakaf. Program yang digelar selepas shalat isya berjamaah nyata memberi dampak positif bagi para hadirin. Banyak dari mereka kemudian berkeinginan untuk berwakaf dan mengembangkan organisasi berbasis wakaf sepulangnya dari Turkiye kelak. Artinya bahwa gerakan edukasi dan literasi seperti GISWAF ini sangatlah penting untuk disyiarkan. Mengingat hasil yang dapat diperolehnya mampu tidak hanya meningkatkan pemahaman namun juga menstimulus pesertanya untuk berwakaf. Mereka bertambah yakin bahwa wakaf mampu menjadi salah satu tulang punggung penopang peradaban Islam terlama dalam sejarah. Ya, itulah dinasti Uthmani dahulu dimana mereka tinggal sekarang dan GISWAF perdana luar negeri dilaksanakan dengan sukses.
Reporter: Shaheeda Karabuk
Leave a Reply